KKMTs Gelar Seminar, "Psychological First AID dan Pengenalan Anak Berkebutuhan Khusus"


Patas| Pergunu Bali 

Guru - guru MTs se-Kabupaten Buleleng berkesempatan mengikuti Seminar Teknis Pelaksanaan Psychological First AID dan Pengenalan Anak Berkebutuhan Khusus dengan Narasumber Bapak Cahyono Al Mansyur dan Ibu Nurhasanah, S.Psi., M.Psi., Psikolog dari lembaga RASA Foundation Tanggerang yang diselenggarakan oleh KKMTs Kabupaten Buleleng. (Kamis, 13 Oktober 2022)

Guru MTS (Madrasah Tsanawiyah) se Kabupaten Buleleng dalam Seminar Teknis Pelaksanaan Psychological First AID dan Pengenalan Anak Berkebutuhan Khusus

PFA atau psychological first aid hadir untuk membantu individu (murid) yang sedang mengalami musibah dalam hidup. Tentunya, luka batin yang dialami tidak bisa dibiarkan terus mengendap dan mengarah pada tindakan-tindakan negatif. Oleh karena itu, sangat krusial bagi penolong untuk bisa membantu mengenali potensi yang dimiliki penyintas agar dapat meningkatkan daya mereka dalam mengatasi permasalahan yang akan datang.

Terdapat beberapa hal lain yang yang perlu diperhatikan dalam memberikan pertolongan pertama psikologis, di antaranya adalah (National Child Traumatic Stress Network and National Center for PTSD, 2006; WHO, 2009):

1. PFA bukan merupakan terapi.

2. PFA bisa diberikan oleh siapa saja yang sudah memahami makna serta prinsip-prinsip yang tertera dalam PFA, terutama melalui pelatihan yang diberikan oleh tenaga kesehatan mental profesional.

3. Sangat penting bagi para penolong untuk menjaga diri sendiri terlebih dahulu sebelum menolong yang lain. Pada saat memberikan pertolongan, menjaga kesehatan mental diri sendiri sebagai penolong merupakan hal yang utama. 

4. Mendengarkan aktif merupakan kunci utama penolong agar dapat memberikan PFA dengan lancar. Salah satu upayanya adalah dengan tidak memaksakan kehendak penyintas untuk menceritakan seluruh peristiwa yang mereka alami.

5. Merupakan hal yang wajar apabila terdapat penyintas berasal dari budaya yang berbeda dengan penolong. Untuk itu, penolong harus bisa menyesuaikan perilaku sesuai dengan budaya yang dianut penyintas atau dengan penolong lainnya.

6. Salah satu perilaku yang dapat dihindari adalah dengan tidak membuat asumsi terhadap apa yang para penyintas telah alami.

7. Elemen utama dalam PFA adalah untuk membantu penyintas mengatasi permasalahan yang dialami sehingga sangat penting untuk membuat penyintas lebih berdaya dan tidak bergantung pada penolong.

Dalam kaitan dengan ini, Kasi Pendis Kemenag Buleleng H. Lewa Karma, MPd. mendukung kegiatan ini dalam rangka menggiatkan layanan konseling ditingkat MTs. "Hal ini bisa memfasilitasi para GBK MTs untuk lebih optimal melakukan pendekatan PFA untuk siswa", sahutnya.

Kemitraan Pendis Buleleng dan RASA Foundation merupakan bagian penting dalam pengelolaan layanan. Madrasah inklusif berorientasi kemandirian agar bisa berprestasi baik akademik maupun non akademik.







Sumber : Lewa Karma
Editor: Ali Mas'ud 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pergunu Bali Bangga dan Bahagia Atas Kelulusan IMADE Tahun 2024

Pengawas PAI Guru PAI Purnabakti, Terimakasih atas Dedikasinya

Anniversary Talitha Group: 29 Tahun Menulis Kisah Sukses yang Tak Terhentikan